Jumat, 08 April 2011

MINUS, PAKAI SATU BOTOL TURUN SETENGAH


Mata minus tergolong kelainan mata yang tidak mudah diatasi. Apalagi jika minusnya tergolong progresif alias perkembangannya sangat cepat. Berdasarkan pengalaman para pengguna radix vitae, jika penderita masih berusia di bawah 17 tahun, minusnya biasanya bisa berkurang secara signifikan. Namun, jika usia penderita sudah di atas 17 tahun, pengurangan minus seringnya tidak maksimal. Dapat berkurang 70% saja sudah merupakan pencapaian yang bagus.

Hari ini saya kebetulan dapat SMS dari penderita minus yang beli RADIX VITAE ke saya. Saya memang nggak pernah berjanji muluk-muluk. Takut kalau sudah  berjanji tapi tidak terbukti.

Namun yang terjadi dengan pembeli saya yang satu ini ternyata di luar dugaan. Setelah beliau memakai radix vitae hampir satu botol, minusnya sudah berkurang setengah. Padahal kalau dilihat dari usia sudah lebih dari 17 tahun.

Selasa, 22 Maret 2011

GLAUKOMA, MATA JANGAN TERKENA BENTURAN

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bagi para penderita glaukoma. Mata tidak boleh mengalami trauma benturan. Hal yang akan saya ungkapkan dalam tulisan ini sebenarnya berangkat dari pengalaman dua penderita glaukoma yang telah memakai radix vitae dan merasakan kemajuan yang berarti berkat radix vitae.

Pengalaman pertama datang dari Ayahanda Bapak Adi di Makasar. Pertama kali, kondisi glaukoma Ayahanda Bapak Adi sangat parah. Pandangan remang-remang, rasa sakit di mata yang luar biasa, mual, dan muntah. Pemakaian radix dua hari belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hari ketiga justru merasa mual, keluar air mata seperti menangis. Bapak Adi sempat ragu dengan radix vitae. Namun setelah pengobatan selama 10 hari, barulah efek positif radix mulai bisa dirasakan.

Sakit mata yang luar biasa mulai berkurang, tidak ada rasa mual, dan pandangan mulai terang. Berdasarkan penuturan Bapak Adi, Ayahanda beliau tidak perlu dipapah lagi saat menuju ke kamar mandi. Saya merasa sangat senang dengan kondisi tersebut.

Namun sayang sekali, beberapa saat yang lalu, secara tidak sengaja, saat Bapak yang mengalami glaukoma tersebut menuju ke depan pintu, secara tiba-tiba pintu tertiup angin dan pintu tersebut membentur pelipis penderita glaukoma tersebut. Akibat terkena benturan pintu tersebut kondisi matanya memburuk lagi.

Pengalaman kedua datang dari putra Ibu Tini Supartini Bekasi. Putra beliau (penderita glaukoma) yang kondisi matanya membaik setelah menggunakan radix, beberapa hari yang lalu tekanan bola matanya (intra ocular pressure) tiba-tiba meningkat. Setelah saya tanyakan penyebabnya ternyata terkena tendangan kaki temannya di sekolah.

Dari dua pengalaman tersebut, saya berkesimpulan bahwa orang yang telah menderita glaukoma harus menjaga daerah mata dan sekitarnya agar jangana sampai terkena benturan. Benturan di mata apalagi yang sampai menimbulkan trauma berakibat buruk terhadap kondisi mata penderita glaukoma.

Bagi penderita glaukoma, jaga mata Anda jangan sampai terkena benturan. Salam sehat.

Senin, 07 Maret 2011

Membawa Herbal Indonesia Mendapat Pengakuan Internasional

(Majalah Human Capital /065/Agustus2009)
Berangkat dari perhatian kepada tanaman herbal di Indonesia, Heinrich Melcher yang bekerja puluhan tahun sebagai ahli geologi memutuskan fokus menjadi seorang peneliti herbal. Bagaimana pandangannya terhadap potensi herbal di Indonesia ?


Menjelajahi pedalaman di beberapa benua dan kepulauan adalah pekerjaan Heinrich Melcher sebagai ahli geologi. Pedalaman Amerika Latin, Afrika dan Indonesia adalah beberapa tempat yang pernah Heinrich kunjungi saat masih aktif sebagai ahli geologi. “Saya selalu berminat melihat cara suku-suku di pedalaman mengobati penyakit,” ungkap Heinrich mengakui. Tidak hanya memerhatikan, Heinrich juga selalu mencatat dan menyusunnya menjadi sebuah database.

Indonesia yang memiliki iklim tropis memberikan kesan tersendiri bagi pria asal Jerman yang telah menjadi warga negara Ineonsia ini. Datang ke Indonesia pada 1974, Heinrich kagum pada kesuburan tanah negeri ini, terutama Papua. “Di Papua tanahnya bagus sekali. Tanah kosong di sana masih puluhan ribu hektar yang bisa dimanfaatkan,” kata Heinrich seraya membandingkan bahwa jenis tanaman herbal di Indonesia jauh lebih lengkap dan berkualitas dibandingkan negara lain yang pernah dikunjunginya.
“Kalau kita lihat sejarahnya, sejak zaman nenek moyang kita sudah menggunakan herbal. Industri  jamu bukan industri baru, tapi komoditi dari zaman purbakala,” kata Heinrich yang pernah berdebatdengan para dokter di Surabaya mengenai kesterilan herbal.
“Kata dokter-dokter di Surabaya, mana bisa menjamin herbal steril. Para dokter muda itu saya tanya, asal bapak dari mana? Mereka jawab Trenggalek,” kata Heinrich sambil melanjutkan cerita, “saya tanya lagi, masih ada orang tua atau kakek-nenek? Dijawab masih ada. Lalu saya bilang, coba pulang ke kampung dan tanyakan ke kakek-nenek Anda, kalau sakit gigi pakai apa? Pasti dia ke belakang rumah dan mencari herbal.”
“Orang China dan Eropa harus berpikir bagaimana mengawetkan tanaman. Di sini orang tidak pernah mikir untuk mengawetkan makanan karena sepanjang tahun selalu ada,

Menurut Heinrich, seringkali orang Indonesia tidak sadar bahwa Indonesia memiliki sumber berlimpah. Bila membandingkan dengan China atau Eropa yang memiliki empat musim, Indonesia adalah tanah yang beruntung, begitu pandangan Heinrich. “Orang China dan Eropa harus berpikir bagaimana mengawetkan tanaman. Di sini orang tidak pernah mikir untuk mengawetkan makanan karena sepanjang tahun selalu ada,” ujarnya berkomentar. “Di Indonesia kita bikin apa pun bisa. Itu luar biasa,” ungkap penemu tetes mata herbal bermerek Radix yang terbuat dari buah keben asal Papua ini mengagumi Indonesia.

Heinrich mengakui, sumber daya manusia yang berminat pada penelitian herbal di Indonesia masih jarang. “Memang butuh kesabaran dalam meneliti dan tidak bisa langsung berorientasi pada hasil,” katanya mengakui. Namun, ia melihat, jika sebuah penelitian herbal sudah memberi hasil, potensi untuk membuka peluang kerja dan pemberdayaan ekonomi akan terbuka lebar. “Saat saya meneliti, saya coba ke diri saya sendiri sebelum saya beri ke orang lain. Akhirnya, saya menemukan obat tetes mata dan bikin pengobatan masal pada tahun 2003-2005,” kenang Heinrich yang kemudian bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia (UI). “Sekarang obat tetes mata ini sudah mencapai standar internasional,” ungkap Heinrich dengan bangga.

Bukan rahasia lagi, kendala yang ditemui para herbalis adalah sulitnya memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Heinrich mengatakan, banyak hal yang dilarang mengenai herbal di Indonesia tapi justru diperbolehkan di luar negeri. Contohnya, dokter di Indonesia dilarang meresepkan obat herbal, sedangkan di Australia industri asuransi di sana sudah mulai mendukung pengobatan dengan herbal. Dokter juga boleh meresepkan obat herbal.

“Karena terhambat perizinan dan sebagainya, walaupun sudah terbukti keampuhannya bila tidak ada izin dianggap obat illegal. Undang-Undang (UU) di Indonesia menyatakan obat infus atau injeksi tidak boleh dari herbal,” tuur Heinrich menyesalkan. “Kami berharap kalau ada sesuatu yang bagus dilihat dulu, jangan langsung dijegal sehingga bisnis herbal bisa lebih terbuka,” saran pria berusia kepala enam ini.

Setelah fokus meneliti herbal selama kurang lebih lima tahun, Heinrich berani mengatakan, seharusnyaya indutri herbal Indonesia menjadi yang terbesar di dunia. “Bisa dibayangkan perkembangan petani kalau industri herbal dikembangkan. Kita membeli bahan bakudari petani, tenaga yang dibutuhkan untuk industri ini luar biasa banyak dan kita bisa melakukan semua itu,” katanya optimistis.

Kabar baiknya, Heinrich merasakan sudah ada perhatian dari masyrakat kepada industri herbal dan perhatian ini harus terus ditingkatkan. Menurutnya, Indonesia memerlukan peran pemerintah dalam menyosialisasikan obat-obatan herbal. “Kalau kita mau menghasilkan sesuatu, kita harus bersifat UMS, yang artinya United Makes Strong atau kebersamaan membuat kuat,” ujar Heinrich.

Heinrich menilai, investasi bisa datang bila pemerintah mau merombak perizinan tentang herbal. “Saya tahu banyak teman-teman pebisnis yang mau terjun ke bidang ini asal ada izin resmi. Para praktisi herbal juga sudah berjuang ke arah legalitas herbal sebagai obat. Kami berharap obat-obatan herbal bisa lebal, “ ungkapnya. Sejauh ini, ia melihat obat herbal di Indonesia masih didiskriminasikan walaupun sudah terbukti khasiatnya.

“Sama halnya kita bilang batik Indonesia tidak bagus, sedangkan batik Malaysia bagus. Padahal Indonesia adalah sumbernya batik,” Heinrich mencontohkan seraya melanjutkan,”herbal itu warisan dari nenek moyang. Kalau kita dapat warisan dari orangtua masa tidak kita pelihara?”

Hal itulah yang menyebabkan kenapa herbal di Indonesia tidak berkembang. “Karena belum banyak orang Indonesia yang mau mengembangkannya. Pelatihan juga masih kurang,” tutur Heinrich tegas. “Di Indonesia kita mempunyai tumbuhan berkhasiat yang sudah terdaftar dan sudah diinformasikan oleh IPB dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) lebih dari 2000 jenis. Tapi sampai sekarang yang baru diteliti sekitar 400-an tumbuhan,” ungkapnya.

Melalui penelitian dan pembudidayaan tanaman herbal berkhasiat, Heinrich berharap industri herbal di Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata oleh tuan rumahnya sendiri. Bukan hanya Heinrich, para ahli herbal pun meyakini bahwa herbal Indonesia memiliki petensi besar di depan mata, yang tidak dimiliki negara lain di belahan dunia mana pun. Bila mutiara terpendam ini bisa bersinar, maka pemberdayaan sumber daya manusia Indonesia sebagai negara penghasil herbal terlengkap dan berkualitas di dunia, juga ikut berkembang. Semoga harapan ini dapat terwujud suatu hari nanti.
(Rina Suci Handayani)

Sabtu, 19 Februari 2011

SEBULAN PASCA OPERASI MATA, RADIX BOLEH DIPAKAI

Dalam sebuah pesan shout box di side bar blog ini ada pertanyaan (lihat tanggal 18 Februari 2011 penanya Yani), apakah setelah operasi glaukoma boleh memakai RADIX VITAE?

Kepada para penderita glaukoma yang habis menjalani operasi dan ingin memakai radix vitae, saya anjurkan idealnya tunggu hingga minimal sebulan setelah operasi. Hal ini untuk menjaga agar kondisi mata sudah benar-benar normal setelah pembedahan.

Namun demikian, saya punya satu pengalaman yang agak berbeda. Ada seorang  pasien glaukoma yang habis menjalani operasi usianya masih 14 tahun. Seminggu setelah operasi kondisi matanya belum juga membaik. Tekanan bola mata masih tinggi. Orang tua anak tersebut ingin memakaikan radix vitae kepada anaknya. Saya tidak mengizinkan karena belum satu bulan. Tetapi kondisi matanya tidak juga membaik. Si anak sangat tersiksa. Akhirnya tiga minggu setelah operasi, dia pakai radix. Alhamdulillah kondisi matanya membaik dan sampai sekarang tekanan bola matanya stabil.

Jumat, 28 Januari 2011

OBAT GLAUKOMA YANG MANJUR

Judul posting kali ini terinspirasi oleh sebuah telepon yang datang dari seorang Ibu di Banjarnegara. Beliau berkata, "Bu, saya menemukan blog Ibu setelah menulis 'OBAT GLAUKOMA YANG MANJUR' di google.

Beliau mengatakan bahwa Ibunya menderita glaukoma dan sudah parah. Setahun yang lalu salah satu penglihatan (matanya) sudah hilang (tidak bisa melihat). Bahkan setelah menjalani pengobatan alternatif, kedua matanya justru tidak bisa melihat.

Secara medis, glaukoma memang tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, kita masih bisa berupaya mengobati glaukoma dengan terlebih dulu memahami karakteristik penyakit glaukoma tersebut. Kita bisa mencari informasi langkah-langkah medis dalam penanganan penyakit mata glaukoma.

Kalau kita berusaha mencari pengobatan alternatif untuk menangani glaukoma, tentu saja kita harus mencari bentuk pengobatan yang selaras dengan penanganan medis tadi. Pengobatan alternatif yang nalar dan masuk akal.

Radix vitae tergolong obat alternatif glaukoma yang cukup efektif. Sudah banyak pasien glaukoma yang tertolong berkat obat tetes ini.

Yang terpenting untuk penderita glaukoma jangan terlalu banyak menunggu dan menunda pengobatan. Kerusakan saraf optik mata kadang berlangsung sangat cepat, tanpa mengenal kompromi.

Jumat, 21 Januari 2011

CARA PESAN RADIX VITAE


Kami, TOKO ONLINE RADIX VITAE, mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pengunjung blog ini karena beberapa saat kemarin, kami tidak bisa segera memberikan balasan terhadap pesan-pesan di shoutbox maupun di email.

Menanggapi beberapa pertanyaan tentang cara pemesanan, kami memang satu-satunya penjual online obat tetes mata herbal Radix Vitae dengan biaya pengiriman yang paling murah. Jadi sebagian besar konsumen kami adalah pembeli online. Sementara ini, pembeli kami berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Nomor rekening bank kami, memang sengaja tidak kami cantumkan di blog ini. Calon pembeli yang sudah yakin mau membeli secara online, akan kami kirimi nomor rekening via SMS atau email. Konfirmasi transfer dan alamat lengkap cukup dilakukan via SMS. Dengan konfirmasi via SMS, kami akan dapat segera menindaklanjuti konfirmasi tersebut dan segera mengirim barangnya.

Untuk hari Senin-Jumat, jika Anda konfirmasi transfer sebelum pukul 17.00, kami akan mengirimkan barangnya hari itu juga, karena jasa pengiriman buka hingga pukul 18.00. Khusus untuk hari Sabtu, jasa pengiriman buka hingga pukul 13.00. Jadi konfirmasi transfer untuk hari Sabtu paling lambat pukul 12.00.

Kamis, 06 Januari 2011

KEYAKINAN ADALAH KUNCI KESEMBUHAN

Keyakinan adalah kunci kesembuhan. Itu adalah kesimpulan sementara yang bisa saya tarik dari pengalaman saya menggunakan dan menjual obat tetes mata radix vitae.

Saat pertama kali menggunakan obat ini saya merasa yakin bahwa obat ini bisa menyembuhkan saya. (Saya sudah terlalu bosan dengan obat dokter yang diberikan terus menerus. ) Akhirnya benar, saya bisa sembuh.

Pembeli-pembeli obat tetes radix yang kelihatan sangat yakin dengan obat ini, Alhamdulillah juga dimudahkan oleh Allah sehingga bisa terbantu.

Saran saya adalah kalau Anda mau membeli obat ini Anda harus yakin. Jangan ragu. Kalau Anda masih ragu sebaiknya jangan membeli dulu. Tunggu sampai betul-betul yakin. Percaya bahwa melalui obat ini Allah akan menyembuhkan Anda.

Saya jadi ingat buku The Secret karangan Rhonda Byrne. Katanya, segala sesuatu yang terjadi dalam diri kita ini digerakkan oleh pikiran kita. Kalau kita berpikir sakit maka hal itu benar-benar akan terjadi pada diri kita. Kalau kita berpikir sehat, maka sehatlah kita.

Banyak orang yang dengan sabar dan telaten menjalani pengobatan dengan radix vitae akhirnya berhasil sembuh. Namun ada juga yang kurang teguh pendirian. Radix sudah berpengaruh positif malah dihentikan. Akhirnya balik lagi.

Sekali lagi sudah banyak orang terbantu dengan obat ini. Kalau Anda yakin Anda pasti juga akan tertolong.

Minggu, 12 Desember 2010

KEAJAIBAN DATANGNYA TAK TERDUGA

Dalam melayani pembelian obat tetes mata radix vitae saya tidak terlalu memberi janji yang muluk-muluk. Radix vitae memang bisa membantu, tetapi tidak semua kondisi penyakit mata bisa disembuhkan dengan radix vitae. Kalau kerusakan mata atau sarafnya sudah parah, radix tidak bisa berbuat apa-apa.

Namun demikian, dari para penderita penyakit mata yang kelihatannya sudah tidak ada harapan, masih ada saja penderita yang melaporkan bahwa kondisi matanya membaik. Ada yang matanya menjadi terasa lebih sejuk. Ada yang bisa lepas dari obat kimia. Ada yang kembali melihat dengan lebih jelas setelah sebelumnya remang-remang.

Semua itu karunia dari Tuhan. Dan kita hanya bisa berkata Alhamdulillah.

Minggu, 31 Oktober 2010

Rabu, 20 Oktober 2010

PERMOHONAN MAAF ATAS KETERLAMBATAN

Dalam beberapa hari ini, terjadi keterlambatan pengiriman tetes mata radix vitae. Hal ini terjadi karena persediaan tetes mata kami habis, sedangkan pengiriman dari pusat distribusi nasional juga mengalami keterlambatan.

Oleh karena itu melalui tulisan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pelanggan radix vitae, khususnya kepada
1. Bapak Alim Haryono, Probolinggo
2. Ibu Wiwik Sulistyowati, Gresik
3. Bapak/ibu Ipo di Bogor
4. Bapak Idris, Batam
5. Bapak Nyoman Mantik Astawa, Bali
6. Ibu Lina M, Gresik
7. Bapak Eko Siswanto, Luwu Timur, dan
8. Ibu Risma, Jakarta Timur.

Sebagai kompensasi keterlambatan, kami akan mengembalikan biaya pengiriman.

Terima kasih atas kepercayaan para pengguna radix vitae. Kami selalu berusaha melayani semampu kami dan memberikan pelayanan konsultasi gratis via telepon atau SMS, baik sebelum pembelian atau selama proses pengobatan.

Sekali lagi, kami, TOKO ONLINE RADIX VITAE, mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.

Hormat kami,
Pengelola,

Tia Mahendra

Update: Rabu Sore, 20 Oktober 2010. Stok barang baru saja tiba di rumah kami pukul 16.30. Kami mulai bisa mengirim barang sore ini. Semoga ini menjadi kabar gembira bagi Anda. Pengiriman barang sudah kembali normal.

Selasa, 29 Juni 2010

HARGA RADIX VITAE

HARGA TETES MATA RADIX VITAE Rp. 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah)

HARGA KAPSUL ANGELICA  Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah)

ONGKOS KIRIM KE SELURUH INDONESIA Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah)

Senin, 28 Juni 2010

CARA MELACAK KIRIMAN



Saat liburan sekolah ini saya mengirim barang dari sebuah kota kecamatan kecil di Klaten. Saya penasaran ingin mengecek kiriman yang saat inputnya hanya ditulis tangan tidak menggunakan komputer

Ternyata hasilnya memuaskan. Meskipun saat input data hanya ditulis tangan, nomor barcodenya masih bisa saya lacak menggunakan websitenya PT POS INDONESIA.

Selama ini saya paling sering mengirim barang menggunakan POS dan hasilnya tidak mengecewakan. Terima kasih PT POS INDONESIA.

Rabu, 26 Mei 2010

PESANAN PERTAMA DARI SINGAPORE


Tanggal 25 Mei 2010, untuk pertama kalinya saya mengirimkan obat tetes mata radix vitae ke Singapura. Ada kebanggaan tersendiri bisa mengirim produk Indonesia ke luar negeri. Selama ini saya memang sudah mengirim ke berbagai daerah di Indonesia, tetapi untuk pengiriman ke luar negeri yang saya lakukan sediri baru kali ini.

Memang sebelumnya pernah mengirim ke Australia dan ke Amerika, tetapi barangnya dititipkan orang Indonesia yang mau pergi ke dua negara tersebut. Jadi bukan saya yang kirim ke sana. Ada juga beberapa orang Malaysia yang konsultasi ke saya, tetapi belum jadi beli.

Kalau Pak Heinrich sendiri sih sudah memasarkan produk ini ke Jerman. Tapi rasanya nggak istimewa. Soalnya Pak Heinrich kan cuma menjual ke kampung halamannya di Jerman sana.

Saya iseng-iseng melacak kiriman. Ternyata kiriman ke luar negeri dari Mojokerto dikirim melalui Denpasar dulu. Semoga cepat sampai dan bermanfaat bagi pemesannya.

Rabu, 21 April 2010

BUKAN SEKEDAR IKLAN

Beberapa hari yang lalu saya mendapat telepon dan SMS dari pembaca blog ini yang intinya menyangsikan "iklan" yang saya muat di internet terutama melalui blog ini. Khususnya tentang produk obat tetes mata herbal radix vitae yang saya tawarkan ini. "Apakah iklan ini bukan hanya penipuan? Soalnya saya sudah sering tertipu dengan iklan seperti ini?" ungkap beliau. Penelpon tersebut juga menanyakan "Apakah kalau saya transfer uang, barangnya pasti dikirimkan?" Dan masih banyak pertanyaan lain yang menunjukkan bahwa beliau tidak percaya lagi dengan transaksi online.

Akan tetapi penelpon tadi masih beruntung karena beliau sempat menyebutkan penyakit yang dideritanya, yaitu glaukoma. Saya kemudian menyampaikan segala informasi yang saya ketahui tentang glaukoma kepada beliau melalui SMS. Semoga bermanfaat.

Saya bisa memahami kondisi tersebut karena di dunia maya memang sering terjadi penipuan. Akan tetapi, bukankah di dunia nyata juga banyak penipuan? Kita memang harus waspada agar tidak tertipu. Namun demikian, jangan sampai kewaspadaan yang berlebihan itu justru menutup jalan rahmat yang akan datang dari Allah melalui obat ini.

Melalui tulisan ini sebenarnya saya hanya ingin menyampaikan bahwa apa yang saya tulis dalam blog ini bukan hanya sekedar iklan, melainkan juga kabar baik bagi para penderita penyakit mata. Saya tidak menampik bahwa ini adalah iklan, tetapi bukan sekedar iklan, ada juga plus-nya.

Memang tidak semua penyakit dan kelainan mata bisa disembuhkan. Untuk kasus glaukoma misalnya, penderita glaukoma yang punya mata kering biasanya lebih sulit disembuhkan, penderita glaukoma yang sekaligus menderita diabetes dengan kadar gula darah di atas 200 juga sulit disembuhkan. Penderita glaukoma dengan tingkat kerusakan saraf optik di atas 70% juga sulit diatasi.

Oleh karena itu, sebelum membeli produk ini, saya biasanya minta data medis yang komprehensif. Tujuannya agar saya bisa memberi gambaran seberapa besar kemungkinan radix vitae bisa menolong.

Untuk para pengguna radix vitae yang telah merasakan manfaatnya, dikaruniai kesembuhan oleh Tuhan, saya mohon bantuan kesaksiannya. Testimoni bisa dikirimkan ke email saya tia_mahendra@yahoo.co.id

Kamis, 15 April 2010

KABAR GEMBIRA DARI BAPAK IGNATIUS LOYOLA

Hari ini saya dapat kabar menggembirakan dari Bapak Ignatius Loyola di Sunter Agung Jakarta Utara. Kira-kira satu setengah bulan yang lalu, Beliau membeli tetes mata radix vitae untuk Ibunya. Saat itu kondisi ibunya sudah memprihatinkan karena menderita glaukoma dan harus menjalani operasi. Setelah sedikit menganalisis data medis yang diberikan Bapak Ignatius Loyola, saya menyarankan untuk tidak menjalani operasi mata dulu karena memang resikonya tinggi. Tetapi keputusan terakhir tetap saya serahkan ke tangan Bpk Ignatius dan keluarga.

Akhirnya Bpk Ignatius menunda operasi mata ibunya dan mencoba untuk menggunakan Tetes Mata Herbal Radix Vitae terlebih dahulu. Seminggu setelah memakai obat tetes mata itu perkembangan tidak terlalu menggembirakan. Rasa sakit di mata dan kepala tetap dirasakan oleh Ibunda Bpk Ignatius. Setiap pagi kotoran yang keluar dari mata sangat banyak dan terasa mengganjal tidak membuat nyaman. Saya tidak terlalu optimis dengan kondisi itu. Saya hanya bisa menjawab agar Bapak dan Ibu bersabar dan semoga perkembangannya positif.

Setelah itu saya tidak menerima kabar lagi dari Bapak Ignatius. Saya menduga mungkin obat tetes yang dibeli dari saya tidak cocok. Ternyata dugaan saya itu salah. Tadi pagi Bapak Ignatius telpon saya. Beliau mengucapkan terima kasih karena kondisi kesehatan mata Ibundanya mengalami perkembangan yang pesat. Sekarang tidak lagi dirasakan sakit mata dan kepala yang menyiksa, pandangan mata sudah lebih tajam dari sebelum menggunakan radix, Ibunda Bapak Ignatius juga merasa senang karena Bapak Ignatius bisa menemukan obat ini.

Mendengar kabar seperti itu saya agak merinding. Ternyata Allah sungguh Maha Besar. Saya merinding karena ternyata saran yang saya berikan untuk menunda operasi dulu ada benarnya. Ternyata Allah selalu memberi jalan bagi hamba-Nya yang selalu berusaha mencari jalan kesembuhan, kepada hamba-Nya yang selalu yakin berserah namun bukan berarti pasrah tanpa ikhtiar.

Syukur alhamdulillah ya Allah, semoga semakin banyak orang yang terbantu dan tersembuhkan dengan obat yang kami ambil dari alam ciptaan-Mu ini. Amin.

Sabtu, 10 April 2010

JANGAN REMEHKAN PENGOBATAN HERBAL RADIX VITAE

Ketika saya melayani konsultasi online kepada para penderita penyakit mata, terutama glaukoma, rata-rata orang jenuh dengan pengobatan terus menerus atau bahkan seumur hidup yang harus dijalani oleh para penderita. Saya bisa memahami berbagai keluhan tersebut karena saya sendiri pernah mengalami hal seperti itu.

Berdasarkan pengalaman saya dan pengalaman banyak pemakai radix vitae, saya menganjurkan untuk memakai radix vitae karena obat tetes ini sungguh dapat membantu mengatasi glaukoma. Dalam pemakaian radix vitae, ada dua pilihan. Pertama, memakai obat tetes herbal radix vitae dengan tetap mengkonsumsi obat dokter. Kedua, memakai radix vitae dan mencoba meninggalkan obat-obatan kimia dari dokter.

Dari beberapa pengalaman, dengan hanya menggunakan radixvitae banyak penderita yang merasakan khasiat radix vitae dan merasakan kemajuan yang signifikan.

Tetapi sebenarnya untuk mencoba dan sebagai jalan tengah, Anda bisa mencoba meninggalkan obat-obatan kimia yang sudah jenuh selama dua minggu untuk melihat raksinya. Kalau reaksinya positif bagus, obat kimia bisa ditinggalkan. Kalau reaksinya negatif Anda bisa kembali pakai obat kimia.

Reaksi positif yang saya maksudkan baru saja dialami oleh Bapak Subandi dan Ibu Dewi di NTB. Setelah melakukan upaya pengobatan kemana-mana dan kurang berhasil, mereka berdua sekarang hanya pakai radix vitae dan hasilnya lumayan bagus. Meskipun untuk Bapak Subandi sudah agak terlambat.

Bagi Anda yang belum terlambat, cobalah sekarang juga pakai radix vitae. Percayalah Tuhan memberikan jalan kesembuhan melalui berbagai cara. Percayalah juga bahwa obat tetes mata herbal radix vitae ini adalah obat yang ditunjukkan oleh Allah kepada Anda untuk mengobati derita penyakit mata yang Anda alami.

Salam.

Rabu, 31 Maret 2010

aaa

Malaikat Penyembuh dari Negeri Sakura

Rahasia umur panjang penduduk Hachijo, Jepang, hingga rata-rata 90 tahun akhirnya tersingkap. Mereka rutin mengkonsumsi ashitaba setiap hari. Tanaman obat kaya antioksidan itu mereka jadikan sayur menyebabkan daya tahan tubuh sangat kuat.

Dr Nurliani Bermawie, periset di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) menuturkan, ashitaba mempunyai getah berwarna kuning atau chalcones yang keluar dari batang dan daun. Di situ terdapat beberapa bahan aktif seperti xantoangelol dan 4-hydroxyderricin yang merupakan antioksidan. Di antara sekitar 50 anggota genus Angelica, ashitaba satu-satunya yang memiliki getah kuning.

Tanaman yang kini dibudidayakan Balittro itu bernama ilmiah Angelica keiskei Koidzumi. Angelica disematkan lantaran ia multikhasiat. Selain kaya antioksidan, tanaman itu juga ampuh mengatasi kanker seperti dibuktikan Toru Okuyama. Peneliti di Fakultas Farmasi di Meiji University, Jepang itu memberikan ekstrak ashitaba pada tikus pengidap kanker paru dan kanker kulit. Enam bulan berselang, pertumbuhan kanker paru dan kanker kulit berhenti.

Hasil itu diperkuat oleh riset Kimura Y di Kedokteran, Ehime University Jepang. Ia memberikan ekstrak akar ashitaba 100 mg per kilogram bobot tubuh tikus penderita tumor paru. Pertumbuhan tumor itu terhambat dan tidak terjadi metastasis alias penyebaran sel ke jaringan lain. Senyawa aktif yang berperan menghambat pertumbuhan tumor itu xanthoangelol. Ia menghambat sintesis DNA pada sel-sel tumor.

Xanthoangelol juga terbukti ampuh mengobati neuroblastoma alias kanker saraf dan leukemia. Tabata K dari Nihon University Jepang, membuktikan xanthoangelol bersifat apoptosis alias menyebabkan program kematian sel kanker. Setelah inkubasi selama 4 jam, terjadi apoptosis sel. Itu lantaran caspase-3, sejenis protein dalam sel leukemia dan neuroblastoma menjadi aktif setelah diberi xanthoanglol.

Klorofil

Keampuhan ashitaba terungkap sejak era dinasti Ming (1518-1593). Saat itu para tabib meresepkan ashitaba untuk menghilangkan kesulitan menstruasi, memperlancar aliran darah, obat diuretik, dan memperlancar air susu ibu. Kerabat pegagan Centella asiatica itu juga berkhasiat antihipertensi sebagaimana dibuktikan Hirhosi Ogawa di Fakultas Kedokteran Kinki University, Osaka.

Senyawa 4-hydroxyderricin dalam getah kuning menekan tekanan darah sistolik. Faedah lain mengurangi LDL (low density lipoprotein) atau kolesterol jahat dan trigliserida dalam hati tikus yang menderita stroke dan hipertensi. Ashitaba juga memiliki aktivitas antidiabetes. Kazuo Hida, herbalis di Jepang, menyebutkan 6 bulan setelah konsumsi ashitaba, kadar gula darah turun dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl.

Khasiat sebagai antidiabetes dan antikolesterol itu juga dibuktikan oleh Wuryaning Setyawati, herbalis di Jakarta Utara. Menurut Tatsuji Enoki di Biotechnology Research Laboratories, Takara Bio Inc. Jepang, kandungan 4-hydroxyderricin (4-HD) dan xanthoangelol dalam ashitaba memiliki kemampuan seperti insulin sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.

Tanaman dari Hachijo itu kaya klorofil , zat hijau daun yang berperan mengumpulkan dan menyimpan energi matahari. Menurut Dr Leenawati Limantara MSc, ahli klorofil dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, klorofil adalah pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan, alga, dan bakteri fotosintetik. 'Perannya sebagai antena penangkap cahaya dan pentransfer energi dalam proses fotosintesis,' kata alumnus Kwansei Gakuin University, Kobe, Jepang, itu.

Klorofil merangsang produksi sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat hijau daun itu pembersih darah dan hati serta mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik dalam saluran pencernaan. Bahkan klorofil juga mampu meredam pertumbuhan sel kanker karena memiliki efek sitotoksik. Jurnal Riset Kedokteran dan Biologi Brasil mengungkapkan metode penanganan kanker paling mutakhir menggunakan 3 faktor yaitu fotosensitizer, cahaya tampak, dan oksigen.

Senyawa kimia fotosensitizer membunuh sel-sel kanker ketika disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Klorofil mampu menyerap cahaya dengan panjang gelombang maksimum 770 nm. Itu sebabnya pengobatan modern mempercayai klorofil sebagai penyembuh kanker yang aman dibandingkan obat kimia.

Angelica keiskei kaya betakaroten, vitamin B1, B2, B3, B5, B6, biotin, asam folik, dan vitamin C. Ia juga mengandung beberapa mineral seperti kalsium, magnesium, potasium, fosfor, seng, dan tembaga. Menurut Nurliani, ashitaba mengandung vitamin B12 yang biasanya ada pada hewan. Vitamin ini berfungsi untuk memproduksi sel darah merah, meningkatkan produksi hormon, memperkuat sistem imun tubuh dan meningkatkan daya pikir. Akar ashitaba mengandung furanokumarin yang berfungsi sebagai antikanker.

Malaikat

Dengan seabrek khasiat, pantas jika tanaman itu bernama Angelica keiskei Koidzumi. Bahasa Latin, angelica berarti malaikat. Keiskei untuk menghargai ahli botani Jepang pada abad ke-19, Ito Keisuke. Sosok tanaman itu mengingatkan kita akan seledri. Bedanya, ukuran ashitaba lebih besar, tinggi mencapai 1,2 m. Keduanya memang masih sekerabat, sama-sama anggota famili Apiaceae.

Pertumbuhan daunnya sangat cepat. 'Sekarang daunnya dipetik, besok sudah mulai tumbuh lagi,' kata Nurliani. Itulah sebabnya ia dijuluki tomorrow leaf. Bunganya hemaprodit karena organ jantan dan betina berada dalam satu bunga. Penyerbukan tanaman dataran tinggi itu dibantu serangga. Ia menyukai tempat yang terkena cahaya, tetapi mampu tumbuh di tempat ternaungi. Pada umur 4-6 bulan, daun dan getah malaikat penyembuh itu bakal mengobati beragam penyakit. (Ari Chaidir) Sumber: http://www.trubus-online.co.id

Ekstrak tanaman ashitaba tersebut kini bisa diperoleh dengan mudah karena telah dipasarkan oleh PT Radix Vitae Papua dalam bentuk kapsul. Satu kemasan berisi 30 kapsul dengan harga Rp 100.000,00. Bagi para penderita penyakit mata, kapsul Angelica ini biasanya digunakan untuk memperlancar peredaran darah di sekitar mata dan membantu memperbaiki sel saraf mata yang rusak.

Jumat, 12 Februari 2010

BATAL OPERASI SETELAH PAKAI RADIX VITAE

Menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan tetap berikhtiar adalah kata kunci agar kita bisa keluar dari setiap permasalahan. Mungkin itu pulalah yang telah membuat keberhasilan para penderita glaukoma yang saya bantu dalam minggu-minggu ini.

Pertama, Ibu Ida di Surabaya. Sebelum memakai radix, kepalanya sangat sakit, bahkan karena jengkelnya dia bilang sering membentur-benturkan kepalanya di tembok. Saat periksa di Rumah Sakit Undaan, diketahui bahwa dia menderita glaukoma dan TIO-nya 36. Bu Ida cari obat alternatif dan ketemulah blog ini. Beliau kemudian memutuskan untuk pakai radix dan alhamdulillah seminggu kemudian saat periksa ke dokter TIO-nya sudah turun jadi 32.

Kedua, Mr. X di Surabaya (mohon maaf saya tidak tahu namanya, karena yang beli ke saya Pak Dhe-nya [Bp Waskito Utomo- berdinas di Kantor Imigrasi Tandes Surabaya]). Keponakan Pak Waskito ini juga menderita glaukoma, bahkan lebih berat karena disertai diabetes.

Kamis, 11 Februari kemarin keponakan Pak Waskito rencananya akan operasi mata, tetapi batal operasi karena kondisi matanya sudah membaik. Padahal, Pak Was baru beli hari Sabtu tanggal 6 Februari dan pembatalan operasi oleh dokter tanggal 8 Februari 2010. Berarti baru pakai 2 malam.

Saya mendengar kabar pembatalan operasi ini dari Bp Haji Muh. Arbain, teman Pak Waskito di Sumenep Madura. Bapak H. Muh Arbain rupanya juga penderita glaukoma dan sudah menjalani operasi mata sebanyak tiga kali. Namun sayang hasilnya belum maksimal.

Ketiga, Ibu Murni di Blora. Tanggal 1 Februari 2010 yang lalu Bu Murni periksa mata di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya. Glaukoma juga. Tekanan bola matanya 85,5. Sangat tinggi. Dokter menyarankan seminggu harus periksa lagi dan kalau tidak turun TIO-nya berarti harus operasi. Ibu Murni kemudian pakai radix vitae. Tanggal 8 Februari Ibu Murni harusnya kontrol, tapi saya tidak menganjurkan karena baru pakai radix 2 hari. Tentu radix belum terlalu ngefek. Kalau belum turun pasti disuruh operasi.

Akhirnya Bu Murni periksa lagi Sabtu, tanggal 13 Februari 2010 (saat saya tulis postingan ini). Dan apa yang terjadi? Begitu keluar dari ruang periksa dokter, beliau langsung telpon saya. Beliau bilang, "Dokter kaget Bu Tia!!!" Kaget kenapa? apa yang terjadi dengan Bu Murni? Beliau mengatakan bahwa tekanan bola matanya bisa turun 20 (kurang dari dua minggu), dan sekarang menjadi tekanannya menjadi 65. Dokter tanya dikasih apa Bu? Soalnya tidak pernah ada kasus penurunan begini. Bu Murni nggak bilang kalau pakai radix, takut dimarahi dokter.

Karena kondisi mata sudah membaik (ada penurunan TIO), dokter tidak menganjurkan operasi. Obat-obatan minum yang seminggu yang lalu diresepkan pun sekarang tidak lagi. Hanya tinggal dikasih tetes mata. Sukses Ibu Murni!!!! Semoga lekas sembuh. Semoga pengalaman ibu ini bisa menginspirasi para penderita penyakit mata yang lain agar jangan ragu memakai radix vitae.

Sekali lagi saya tegaskan, kalau saya berbagi testimoni ini bukan hanya karena saya jualan tetes mata radix vitae, melainkan karena dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin membantu para penderita penyakit mata menemukan obat yang tepat dan mujarab. Kebetulan saya sendiri telah tertolong berkat radix vitae ini.

Rabu, 10 Februari 2010

OPERASI GLAUKOMA TIDAK BERHASIL, BERALIH KE RADIX VITAE

Beberapa waktu yang lalu seorang ibu di Bekasi (Ibu Tini), tanya ke saya tentang kasus anaknya yang menderita glaukoma. Yang membuat saya turut prihatin, putra ibu Tini baru berusia 14 tahun, tetapi sudah harus menjalani operasi glaukoma awal Januari 2010 yang lalu. Meskipun telah menjalani operasi, Ibu Tini masih tetap saja tidak bisa tenang. Berbagai keluhan sakit mata yang dirasakan sebelum operasi seperti kepala pusing, mata cekot-cekot, masih dirasakan oleh anaknya setelah operasi.

Singkat cerita akhirnya beliau memutuskan untuk mencoba memakai obat tetes mata radix vitae. Karena operasinya belum genap satu bulan, saya melarang penggunaan radix vitae pada mata yang habis dioperasi. Jadi tetes mata hanya dipakaikan pada mata kiri yang tidak dioperasi. Hasilnya menakjubkan. Terbukti bisa menghilangkan berbagai keluhan yang dirasakan sebelumnya. Anaknya sampai tidak sabar untuk segera meneteskan pada mata yang baru saja dioperasi. Tetapi saya bilang harus menunggu minimal satu bulan. Akhirnya, karena anaknya sudah sangat tidak sabar, sebulan kurang empat hari dilakukanlah penetesan ke mata yang sudah dioperasi. Seperti sudah diduga sebelumnya, mata yang habis dioperasi itu akhirnya terasa enak. Ibu Tini, semoga putra Ibu segera cepat sembuh.

Minggu, 07 Februari 2010

RADIX VITAE AMAN SECARA BIOLOGIS DAN KIMIAWI

Banyak orang yang ragu untuk menggunakan pengobatan alternatif, termasuk pengobatan herbal. Tak terkecuali para calon pengguna tetes mata herbal radix vitae. Banyak orang takut jangan-jangan radix vitae mempunyai efek samping yang negatif.

Dalam berbagai kesempatan Bp. Heinrich Melcher memang pernah menyatakan bahwa obat tetes mata radix vitae sudah dinyatakan aman oleh IPB dan LIPI. Tetapi sebenarnya saya sendiri juga penasaran seperti apa dokumen yang dikeluarkan IPB tersebut.

Saat bertemu Pak Heinrich Melcher di Radio Suara Surabaya tanggal 29 Januari 2010 yang lalu, saya menanyakan hal itu. Akhirnya saya diberi foto copy-an LAPORAN HASIL LABORATORIUM yang dikeluarkan oleh PUSAT STUDI BIOFARMA IPB BOGOR. Dalam laporan tersebut (seperti dapat dilihat pada gambar), terlihat bahwa dari dua aspek yang diteliti, yaitu mikroba patogen dan logam berat, semuanya negatif atau tidak terdeteksi. Menurut salah seorang teman saya yang ahli kimia, hasil penelitian itu dapat dibaca bahwa secara biologis dan kimiawi, obat tetes mata radix vitae dinyatakan AMAN.

Oleh karena itu, para calon pengguna tetes mata herbal radix vitae tidak perlu ragu untuk menggunakan obat ini. Hasil penelitian tersebut memang semakin menguatkan apa yang sudah dirasakan para pemakai radix vitae. Tidak pernah ada efek samping atau keluhan yang negatif terkait dengan obat tetes mata radix vitae.

Efek samping yang ada biasanya bersifat positif. Radix vitae bisa mengurangi sakit kepala akibat migraen.

Senin, 01 Februari 2010

SIARAN RADIO BERSAMA HEINRICH MELCHER




Heinrich Melcher. Sebuah nama yang terdengar asing bagi telinga orang Indonesia. Begitu kesan pertama saya saat membaca nama itu. Itu terjadi kira-kira tahun 2005 yang lalu, saat untuk pertama kalinya saya menggunakan tetes mata radix vitae untuk mengobati glaukoma saya. Bukan hanya nama yang asing, melainkan beliau sungguh-sungguh orang asing: dari Jerman tepatnya.

Saat itu saya mengira beliau pasti tidak bisa berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, saya agak ragu ketika mau konsultasi dengan beliau untuk pertama kalinya. Kalau dijawab pakai bahasa Inggris, saya tentu nggak bisa ngomong. Ternyata dugaan saya salah. Beliau bisa berbahasa Indonesia. Lumayan lancar bahkan. Meskipun sudah sering bicara melalui telepon, selama ini saya tidak pernah bertemu langsung dengan Mr. Heinrich Melcher. Baru, hari Jumat, 29 Januari 2010 yang lalu saya berkesempatan bertemu langsung dengan Bp. Heinrich Melcher saat acara Talk Show di Radio Suara Surabaya. Sekarang beliau sudah sangat fasih berbahasa Indonesia. Bahkan termasuk suka mbanyol/melucu.

Sebenarnya sudah lama saya ingin bertemu langsung dengan Bp. Heinrich Melcher, penemu obat tetes mata Radix Vitae. Saya merasa, beliau sangat berjasa untuk saya karena dengan obat tetes mata temuan beliau, saya bisa terbebas dari glaukoma. Saya berterima kasih sekali kepada Pak Heinrich.

Saya tidak bisa bayangkan apa jadinya kalau tidak menemukan obat tetes ini. Rasa sakit yang tidak tertahankan, pengobatan rutin seumur hidup tiap dua minggu sekali, mungkin laser, mungkin operasi pembuatan lubang baru, tidak punya anak lagi, dan yang terparah kebutaan. Tak terbayangkan. Untunglah saya menemukan obat ini. Ya Allah, terima kasih atas limpahan berkat, rahmat, dan karunia-Mu.

Saya ingin semua penderita glaukoma bisa menemukan obat ini dan bisa tersembuhkan.

Foto di atas adalah foto-foto saya saat siaran di Radio Suara Surabaya bersama dengan Bapak Heinrich Melcher.

Minggu, 17 Januari 2010

MINUM OBAT BATUK, GLAUKOMA KUMAT

Beberapa hari yang lalu saya dapat telpon dari salah satu penderita glaukoma yang sudah memakai obat tetes mata radix vitae. Tepatnya dari Mas Dani Hidayat di Bogor. (Disebut namanya nggak papa kan Mas Dani?). Beliau beberapa minggu atau bulan yang lalu (saya nggak ingat persis) telah memakai radix vitae. Awalnya sih dia bilang radix vitae tidak ngefek. Terus saya tanya, Mas Dani minum kopi atau ngrokok nggak? "Wah jangan ditanya, kalau dua hal itu adalah santapan saya tiap hari," kata Mas Dani. Terus saya bilang, nah itu dia kenapa radix vitae nggak ngefek!!!

Penderita galaukoma memang sama sekali nggak boleh merokok atau minum kopi. Menurut nasihat para dokter dan juga pengalaman para penderita glaukoma, kedua barang itu memicu naiknya IOP (intra oculer pressure) / TIO (tekanan intra okuler) atau tekanan bola mata.

Tapi kelihatannya, kalau harus berhenti merokok Mas Dani keberatan. Akhirnya keputusan akhir saya serahkan ke Mas Dani. Yang penting saya telah menyampaikan informasi yang benar.

Setelah lama nggak ngasih kabar, beberapa hari yang lalu Mas Dani telpon lagi. Dia bilang bola matanya kembali membesar lagi dan seolah-olah rasanya mau copot, sama seperti sebelum memakai radix vitae. "Berarti kemarin pernah merasakan khasiat radix vitae Mas?" "Iya setelah saya berhenti merokok, saya baru merasakan khasiat radix vitae. " Lalu sekarang kog kumat lagi kenapa? Dia bilang bahwa beberapa hari ini dia minum obat batuk sirup.

Nah itu dia jawabannya! Penderita glaukoma memang nggak boleh mengkonsumsi obat sembarangan. Kelihatannya dalam tulisan saya sebelumnya saya pernah nulis tentang hal ini. Dalam mengkonsumsi obat harus selalu konsultasi dokter. Atau kalau terpaksanya tidak konsultasi dokter, kita bisa melihat sendiri di petunjuk pemakaian obat terutama pada bagian KONTRAINDIKASI. Kalau di situ tertulis tidak cocok untuk penderita glaukoma ya jangan dilanggar.

Kebanyakan obat yang dijual bebas itu ada tulisannya seperti itu: nggak cocok untuk penderita glaukoma.

Jadi para penderita glaukoma harus super hati-hati dalam mengkonsumsi obat. Jangan sampai niatnya menyembuhkan penyakit, yang didapat malah tambah penyakit. Salam Radix Vitae. Mata Sehat, Negara Kuat

Senin, 16 November 2009

GLAUKOMA? CEPAT AMBIL KEPUTUSAN DAN TINDAKAN

Beberapa bulan yang lalu saya mendapat telepon dari seorang ibu, pembaca blog ini yang menyatakan bahwa salah satu anggota keluarganya menderita glaukoma. Saya kemudian menjelaskan secara lengkap segala sesuatu yang terkait dengan permasalahan tentang glaukoma yang saya ketahui dari berbagai sumber, termasuk dari dokter yang merawat saya ketika saya menderita glaukoma. Saya menyarankan untuk mengikuti saya menggunakan tetes mata radix vitae karena memang telah terbukti.

Akan tetapi agaknya saya tidak cukup meyakinkan. Banyak alasan yang muncul, mulai dari keraguan apakah barang benar-benar saya kirim sampai apakah obat itu benar-benar membantu. Saya maklum karena memang di dunia maya banyak sekali orang yang tega melakukan penipuan. Suami saya sendiri beberapa kali menjadi korban. Tetapi tidak sedikit juga orang-orang di dunia maya yang masih punya hati nurani dan punya niat yang tulus untuk membantu orang lain. Memang kita harus hati-hati, tetapi apabila orang sudah sangat memberi keyakinan, tentu kita harus percaya.

Beberapa hari yang lalu, saya kembali mendapat telepon dari Ibu tadi. Saya mendapatkan berita yang memprihatinkan dan membuat saya sedih. Anggota keluarga yang menderita glaukoma tadi saat ini menderita penyakit ginjal. Ketika saya tanya alasannya, dalam terapi untuk mengobati glaukoma di rumah sakit, beliau mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan bola mata secara berlebih. Akhirnya ginjalnya yang tidak kuat.

Dalam kondisi terlambat tersebut, Ibu itu akhirnya jadi pesan tetes mata ke saya. Andaikan saya bisa meyakinkan Ibu itu beberapa bulan yang lalu, tentu kerabat Ibu tersebut tidak harus mengkonsumsi obat yang terlalu banyak, sehingga tidak harus menderita penyakit ginjal.

Saya sebenarnya ingin minta bantuan para penderita glaukoma yang sudah terbantu dengan tetes mata radix vitae untuk memberikan kesaksian agar orang yang mau menjatuhkan pilihan menggunakan radix vitae semakin yakin. Kalau Anda sudah ditolong Tuhan lewat obat ini beritahukan ke orang lain agar orang lain juga mendapatkan pertolongan yang sama. Kirimkan kesaksian Anda melalui e-mail saya di tia_mahendra@yahoo.co.id.

Blog ini juga merupakan wujud ucapan syukur saya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kesembuhan kepada saya dari derita glaukoma yang pernah saya alami. Meskipun secara medis dinyatakan bahwa glaukoma tidak bisa disembuhkan, akan tetapi kita harus berusaha dulu.

Agar usaha kita membawa hasil yang maksimal, kita harus cepat dalam memutuskan atau memilih sesuatu. Jangan menunggu terlalu lama. Glaukoma tergolong penyakit yang perkembangannya sangat cepat.

Senin, 07 September 2009

KUCEK MATA BISA SEBABKAN GLAUKOMA

Penulis : Ikarowina Tarigan


PERNAHKAH Anda membunyikan leher untuk menghilangkan ketegangan? Atau mengucek mata dengan harapan bisa melihat lebih jelas dan membunyikan ruas-ruas jari tangan untuk mengusir kebosanan saat Anda sama sekali tidak punya pekerjaan? Jika pernah, Anda tidak sendiri, banyak orang yang melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti ini tapi tahukah Anda, bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil ini berdampak buruk bagi kesehatan?

1. Mengucek mata

Mulailah menghindari kebiasaan yang satu ini. Menurut para dokter, gosokan yang lembut sekalipun pada mata bisa meningkatkan tekanan yang memicu terjadinya glaucoma atau penyakit kebutaan. Sebuah studi juga menemukan kalau memakai kaca mata renang, tidur telungkup atau melakukan olahraga di gym bisa memicu glaucoma dan penyakit mata yang berkaitan dengan tekanan mata lainnya.

Setiap sentuhan yang mengenai kelopak mata, menurut profesor Charles McMonnies dari University of New South Wales Shool of Optometry and Vision Science, bisa meningkatkan tekanan mata. Sentuhan ringan akan menambah sedikit tekanan tapi sentuhan yang kuat bisa memicu peningkatan tekanan 3-5 kali dari tekanan normal.

Karena itu, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyeka mata berair atau make-up di sekitar mata. Proses ini melibatkan kontak dengan kelopak mata. Dalam kasus mengucek mata, yang meilibatkan kelopak dan juga bola mata, tekanan mata bisa meningkat 10 kali lipat dari normal. Masih ingin mengucek mata? Anda baiknya mulai dihentikan.

2. Membunyikan leher

Dengan membunyikan leher, berarti Anda turut meregangkan jaringan ikat persendian yang berfungsi mendukung dan menstabilkan persendian leher. Meregangkan persendian akan menyebabkan hipermobilitas di mana persendian telah kehilangan kelenturan alaminya.

Karena jaringan ikat persendian menjadi kendur, otot-otot kecil yang menghubungkan ruas-ruas tulang punggung menjadi kencang. Otot-otot ini harus bekerja lebih keras untuk menetralkan hilangnya keseimbangan akibat kendurnya jaringan pengikat sendi. Hal ini akan membuat leher terasa kaku dan tegang. Saat ketegangan semakin menumpuk dan leher semakin tidak nyaman, Anda kembali ingin memanipulasi leher dengan cara membunyikan. Akibatnya, proses buruk yang sama akan kembali terulang.

3. Membunyikan ruas-ruas jari

Hal ini mungkin seringkali Anda lakukan tanpa sadar. Burukkah bagi kesehatan? Menurut sebuah studi dengan 300 partisipan yang dipublikasikan di Journal of Manipulative and Physiological Therapeutics, hal ini bisa memicu kerusakan persendian. Studi ini memang tidak menemukan hubungan antara membunyikan persendian dengan radang sendi, tetapi kebiasaan ini mengakibatkan kerusakan lain termasuk kerusakan jaringan lunak hingga kapsul persendian serta melemahnya daya cengkram.

4. Mengorek telinga

Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan Anda, ada baiknya mempertimbangkannya kembali. Jika telinga Anda gatal atau sakit, lebih baik berkonsultasi dengan dokter daripada menyelesaikan masalah Anda sendiri. Menurut dr Peter Roland dari University of Texas, menggunakan cotton bud berisiko melubangi gendang telinga, menyebabkan perdarahan dan hilangnya pendengaran yang bersifat sementara.

Upaya mengeluarkan tumpukan lilin telinga ada baiknya diserahkan kepada dokter. Sebab, lilin ini berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran, sel-sel kulit mati dan rambut ke dalam telinga. Kelebihan lilin secara alami akan dikeluarkan melalui saluran telinga, dibantu oleh gerakan mengunyah dari rahang. Lilin ini juga berfungsi dalam mekanisme pembersihan serta mengandung antibakteri dan pelumas. Menyodokkan benda kecil ke dalam justru bisa merusak pembentukan alami lilin sehingga menyebabkan lilin menjadi padat, menjadi penghambat dan memicu infeksi. (OL-08) Sumber tulisan: http://www.mediaindonesia.com/

Senin, 31 Agustus 2009

PTERIGIUM (DAGING TUMBUH DI MATA) MENIPIS BERKAT RADIX VITAE

Satu kabar membahagiakan lagi saya peroleh dari Mbak Ulfa di Palembang. Pterigium atau daging tumbuh di mata yang diderita kakaknya yang dulunya tebal sekarang sudah menjadi sangat tipis setelah memakai tetes mata radix vitae. Sebuah fakta yang cukup menggembirakan bagi para penderita pterigium.

Memang di dalam obat tetes radix vitae terdapat saponin yang merupakan detergen alami yang bisa membersihkan berbagai kotoran di mata. Tak heran kalau pada awal pemakaian obat tetes radix vitae ini biasanya akan keluar kotoran yang sangat banyak di sudut mata.

Rupanya saponin yang terkandung dalam obat radix vitae ini pulalah yang bisa membersihkan saluran humour aquos pada penderita glaukoma sehingga saluran jadi bersih dan cairan humour aquos bisa keluar dengan lancar dan pada akhirnya bisa menurunkan tekanan bola mata.

PAKAI RADIX VITAE TEKANAN BOLA MATA STABIL

Beberapa saat yang lalu saya mendapatkan pesanan ulang dari Bapak Haji Berikman di Jakarta Timur. Anak-anak beliau mengatakan bahwa dengan menggunakan obat tetes mata radix vitae tekanan bola mata Bapak menjadi menurun dan stabil. Padahal sebelum menggunakan radix vitae tekanan bola matanya selalu fluktuatif (naik turun nggak stabil)

Hal yang sama juga dirasakan Mas Nurdin di bekasi. Dia mengatakan bahwa ada perkembangan bagus setelah menggunakan obat tetes mata ini. Awalnya lapang pandang Mas Nurdin sudah sangat sempit dan mata terasa sakit karena tekanan bola mata tinggi.

Demikian juga dengan Bapak Ferry Sianipar di Palembang. Dia merasa tertolong oleh obat tetes mata radix vitae ini. Bahkan Pak Ferry agak heran ketika suatu pagi dia mendapati sesuatu yang keras seperti butir pasir keluar dari sudut matanya. Butir pasir yang keluar dari sudut mata itu tidak bisa dihancurkan.

Mendengar kabar menggembirakan dari ketiga orang tersebut saya turut bahagia. Bagaimanapun juga turunnya tekanan bola mata adalah hal yang ingin dicapai oleh semua dokter spesialis mata dalam menangani para penderita glaukoma. Hal ini karena dengan turunnya tekanan bola mata berarti kerusakan saraf optik di belakang retina bisa dicegah. Kalau saraf optik di belakang retina tidak rusak otomatis resiko kebutaan bisa dikurangi.

Untuk menurunkan tekanan bola mata itu, seorang dokter biasanya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, memberikan obat-obatan baik berupa obat oral maupun obat tetes mata.
Kedua, kalau pemberian obat-obatan itu tidak berhasil dokter biasanya menempuh jalan operasi laser dan masih harus mengkonsumsi obat juga.
Ketiga, kalau dengan jalan laser tidak bisa juga, dokter akan melakukan operasi kecil untuk membuat saluran humour aquos yang baru.
Semua langkah itu ditempuh agar cairan humor aquos bisa keluar dengan lancar sehingga tidak menumpuk di dalam bola mata yang menyebabkan tekanan bola mata tinggi.

Namun demikian, karena alasan ekonomi, tidak semua penderita glaukoma bisa menjalani semua langkah tersebut. Dengan demikian banyak penderita yang hanya menyerah pada nasib. Membiarkan penglihatannya hilang dicuri oleh glaukoma.

Bagi para penderita glaukoma yang ingin mencari pengobatan alternatif, radix vitae barangkali bisa menjadi salah satu alternatif jalan keluar. Saya sendiri telah membuktikan hal itu. Saya menderita glaukoma dan sekarang telah terbebas dari derita itu karena menggunakan radix vitae. Saya juga bebas dari konsumsi obat-obatan kimiawi.

Melalui tulisan-tulisan saya di blog ini, saya berharap semakin banyak orang yang mengalami kebahagiaan seperti saya, bisa terbebas dari glaukoma.

MENURUNKAN TEKANAN BOLA MATA PADA PENDERITA SAKIT MATA GLAUKOMA

Dalam menangani pasien yang menderita glaukoma, khususnya untuk menurunkan tekanan bola mata, dokter spesialis mata biasanya memberikan obat tetes mata. Dalam beberapa kasus obat tetes mata kimiawi ini cukup efektif untuk menurunkan tekanan bola mata pada penderita glaukoma. Akan tetapi, kalau digunakan dalam jangka waktu lama mungkin akan terjadi kejenuhan pada penderita. Hal tersebut saya alami sendiri ketika saya menderita glaukoma dan masih rutin dua minggu sekali periksa ke dokter spesialis mata.

Mata saya terasa perih dan sakit setelah saya menggunakan obat tetes mata kimia dalam jangka waktu yang lama. Ketika dokter mengganti dengan jenis obat tetes mata yang lain saya malahan merasakan lebih tidak cocok lagi.

Oleh karena itu, saya merasa beruntung sekali bisa bertemu dengan obat tetes mata herbal radix vitae hasil penemuan Bapak Heinrich Melcher ini. Saya bisa bebas dari derita glaukoma yang dulu saya alami. Saya bisa terbebas dari ketergantungan menggunakan obat-obatan kimiawi.

Di bulan Ramadhan ini, saya semakin menyadari bahwa tetes mata herbal radix vitae merupakan karunia besar dari Tuhan bagi kami sekeluarga. Saya nggak bisa membayangkan kalau saya harus menjalani pengobatan rutin dua minggu sekali seumur hidup. Saya nggak bisa membayangkan kalau saya harus menjalani operasi baik trabekulekplasty ataupun trabekulektomi. Saya nggak bisa membayangkan kalau harus kehilangan penglihatan saya. Puji syukur ya Allah atau karunia-Mu.

Kamis, 09 Juli 2009

KATARAK, LEMAK MATA, PTERIGIUM HILANG BERKAT RADIX VITAE

Musim liburan sekolah ini aku bersama suami dan kedua anakku pulang kampung ke Klaten. Semuanya terasa fresh, lepas dari kesibukan keseharian yang melelahkan. Anak-anak bersama Bapaknya main ke sawah, menyusuri pematang sawah, melihat bebek yang di gembalakan di pagi hari, sambil makan jajanan pasar yang setiap pagi lewat di depan rumah. Semuanya seru.

Anak pertamaku, Farrel, belajar naik sepeda di pinggir jalan desa. Pertama sulit sekali, tapi akhirnya bisa juga meskipun masih sleat-sleot ke kiri dan ke kanan mau njebur ke sawah. Bapaknya anak-anak yang terlihat sampai ngos-ngosan kalo tiap pagi ngajari naik sepeda.

Selain pengalaman liburan yang seru itu, ada hal lain terkait radix vitae yang membuat aku semakin yakin dengan khasiat obat tetes mata herbal ini. Tetanggaku, Bulik Sri (orang di Kampung biasanya memanggil Lik Sri Walik), yang selama ini memakai obat tetes mata radix vitae sudah merasakan khasiatnya.

Beliau selama ini menderita katarak, lemak mata, dan daging tumbuh. Saat pertama kali periksa ke dokter (Dokter Poppy) di RS Tegalyoso Klaten (sekarang nama rumah sakitnya udah ganti, tapi aku lupa, orang Klaten masih sering nyebut RS Galyoso), Lik Sri disuruh operasi. Tapi sebelumnya harus dikasih obat dulu untuk mematangkan kataraknya.

Lik Sri nggak percaya. Dia periksa lagi ke dokter lain (Dokter Naryo). Dokter Naryo juga menyarankan untuk operasi. Padahal biayanya nggak murah. Minimal 3,5 juta. Bahkan bisa sampai 5 juta. Lik Sri periksa lagi ke dokter lain di Solo, anjurannya sama juga disuruh operasi.

Akhirnya Lik Sri menggunakan tetes mata radix vitae. Kotoran di matanya sedikit-demi sedikit bisa digerus oleh kinerja radix vitae dan sekarang katarak, lemak mata, dan daging tumbuh di matanya telah hilang. Selama tiga tahun pengobatan ini, Lik Sri menghabiskan lima botol tetes mata radix vitae atau 2 juta. Dari segi jumlah uang yang dikeluarkan, lebih sedikit dibandingkan dengan operasi dan yang jelas jumlah uang tersebut tidak harus dikeluarkan sekaligus seperti kalau Lik Sri harus menjalani operasi.

Sebuah alternatif pemecahan masalah yang cukup bagus bagi penderita sakit mata yang tidak mampu menjalani operasi. Saya semakin yakin dengan khasiat obat radix vitae ini dan saya semakin yakin pula menyebarluaskan kabar gembira ini kepada para penderita katarak, glaukoma, pterigium (daging tumbuh), silindris, mata minus, dan mata plus.

Semoga semakin banyak orang yang mendengar tentang khasiat obat ini dan semakin banyak penderita berbagai penyakit mata yang bisa tersembuhkan. Amin.

Rabu, 08 Juli 2009

GLAUKOMA? JANGAN KONSUMSI OBAT SEMBARANGAN!

Dalam tulisan saya yang terdahulu, saya menulis bahwa penderita glaukoma nggak boleh minum kopi dan nggak boleh menatap sinar matahari langsung. Ada hal lain yang belum saya tuliskan yaitu penderita glaukoma tidak boleh merokok dan minum minuman keras.

Rokok dan minuman keras akan cepat sekali memicu tingginya tekanan bola mata. Oleh karena itu, Anda yang sudah divonis menderita glaukoma harus mendisiplinkan diri untuk tidak merokok.

Selain itu jangan pula mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, seperti obat flu, batuk, dsb. Dalam kemasan obat-obatan bebas tersebut biasanya sudah dicantumkan kontraindikasinya. Kalau Anda membaca secara jeli, ada obat-obatan tertentu yang tidak boleh diminum oleh para penderita glaukoma.

Dulu saya sering sekali mengkonsumsi obat bebas, tapi sekarang saya sangat hati-hati kalau mau mengkonsumsi obat-obatan. Memicu timbulnya glaukoma tau tidak? Saya berpikir dua tiga kali kalau harus minum obat bebas.

Ingat! Glaukoma? Hindari kopi, sinar matahari, rokok, alkohol, dan obat-obatan bebas yang kontraindikasi dengan glaukoma.

Jumat, 03 Juli 2009

PERKEMBANGAN YANG MENGGEMBIRAKAN

Beberapa kali saya menghubungi para pemakai obat tetes mata radix vitae. Terutama yang membuat saya penasaran adalah yang telah mengalami kasus yang lumayan parah. Tetapi, syukur alhamdulillah kabar yang saya dapatkan cukup menggembirakan. Saya ikut berbahagia. Bahkan ibu di Semarang sudah beli botol kedua, padahal menurut hitungan saya, botol pertama belum habis.

Untuk Mas Nurdin di Bekasi kabarnya baik juga. Semoga radix vitae memberi manfaat buat Mas Nurdin.

Untuk Ibu Indriyani (Bapak Darmawan) di Bogor. Saya tunggu kabar menggembirakan berikutnya.

untuk para penderita sakit mata yang memakai radix vitae dan menderita diabetes agar selalu mengontrol kadar gula darah agar radix vitae memberi manfaat.

Kamis, 18 Juni 2009

GLAUKOMA? HINDARI KOPI DAN SINAR MATAHARI

Secara medis, glaukoma memang sulit disembuhkan. Biaya pengobatannya relatif mahal. Tidak semua orang yang menderita glaukoma sanggup untuk menjalani pengobatan rutin atau operasi. Contohnya nggak usah jauh-jauh. Saya sendiri mengalami kasus seperti itu.

Karena keterbatasan tersebut banyak orang yang membiarkan glaukoma menggerogoti kemampuan penglihatan mereka. Saya sendiri merasa sangat beruntung sekali karena bisa bertemu obat ini sehingga nggak harus menjalani pengobatan rutin.

Untuk membeli obat tetes mata ini pun saya juga merasa berat. Hal ini juga dialami oleh beberapa orang yang konsultasi dengan saya. Kalau ada yang menderita glaukoma rasanya saya ingin membantu, tetapi saya sendiri belum punya kemampuan untuk itu. Kalau sekedar membebaskan biaya kirim saya sanggup tetapi kalau membantu lebih banyak belum bisa.

Biasanya saya dimintai saran kalau seseorang belum bisa melakukan pengobatan dokter, operasi, atau belum bisa beli radix vitae. Saran tersebut saya tuliskan di sini agar semakin banyak orang yang dapat mengakses.

Seperti yang saya tuliskan pada judul tulisan ini, hindari kopi dan sinar matahari langsung. Dokter spesialis mata biasanya menganjurkan agar penderita glaukoma tidak minum kopi karena hal tersebut bisa meningkatkan tekanan bola mata.

Selain tidak boleh minum kopi, penderita glaukoma juga nggak boleh menatap sinar matahari secara langsung. Kalau ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Saat saya masih menderita glaukoma dulu saya secara tidak sengaja menatap matahari langsung. Kepala saya tiba-tiba terasa pusing. "tumpukan kapas" di pelupuk mata yang awalnya sedikit tiba-tiba bertambah banyak. Jadi ketika saya melihat objek, saya tidak bisa melihat objek tersebut karena di mata saya seolah-olah ada segumpal kapas yang menghalangi.

Untuk mengatasi hal tersebut, penderita glaukoma yang akan keluar ruangan disarankan untuk memakai kacamata hitam.

Demikian tulisan ini semoga ada manfaatnya.

CONTOH BUKTI PENGIRIMAN



Banyak calon pembeli yang ragu untuk bertransaksi online, karena takut barang yang dipesan tidak dikirimkan padahal sudah transfer uang.




Saya memberi jaminan 1000% bahwa barang akan benar-benar saya kirim jika uang telah saya terima.


Gambar di samping adalah contoh bukti pengiriman tetes mata radix vitae yang telah saya lakukan.


Jadi untuk para calon pembeli obat tetes mata radix vitae, tidak perlu khawatir.










Sabtu, 06 Juni 2009

PENEMU DAN BAHAN DASAR TETES MATA RADIX VITAE

Banyak sekali pengunjung TOKO ONLINE RADIX VITAE yang menanyakan siapa penemu obat tetes mata ini, bahan dasar yang digunakan untuk membuat tetes mata radix vitae, proses pengolahan, dan tingkat keamanan obat ini. Melalui posting kali ini, saya berusaha menyampaikan informasi terkait dengan beberapa pertanyaan tersebut.

Penemu obat ini adalah Bapak Heinrich Melcher, seorang Geolog kelahiran Jerman yang telah malang melintang ke berbagai benua karena pekerjaannya di bidang pertambangan. Sampai akhirnya dia bekerja di tanah Papua (Indonesia). Berdasarkan pengalamannya di berbagai belahan dunia tersebut dia mempelajari kearifan masyarakat lokal/pedalaman dalam menghadapi berbagai penyakit. Sampai akhirnya beliau bertemu dengan tanaman keben di Papua.

Tanaman keben mudah sekali ditemukan di sepanjang pantai Papua. Saat itu di Papua Heinrich Melcher sedang mengamati penduduk Papua yang sedang membius ikan menggunakan biji keben yang dilumatkan dengan atau tanpa dicampur akar tuba dan ditaburkan ke permukaan kolam.

Setelah beberapa saat, ikan-ikan yang bersembunyi di dalam lopak-lopak dan paluh-paluh kolam akan mengambang di permukaan sehingga lebih mudah ditangkap. Namun, ikan-ikan tersebut tidak mati, hanya pingsan selama sekitar 20 menit. Bila tidak diambil dan efek biusnya habis, ikan yang pingsan akan pulih kembali dan berenang ke habitat asalnya seperti sediakala. Dugaannya, saponin, glukosida, dan beberapa zat lain yang terdapat dalam biji keben melumpuhkan sistem saraf pada badan dan mata ikan.

Setelah melihat hal tersebut, Henrich tertarik untuk meneliti lebih jauh apa saja yang terjadi dengan ikan-ikan tersebut. Saat itu ia berfikir bahwa biji keben yang ditaburkan ke kolam telah mempengaruhi sistem saraf mata ikan sehingga menjadi seperti pingsan. Dan karena ikan tersebut ternyata dapat pulih kembali, berarti biji keben tersebut tidak merusak mata. Itulah yang membuat ia yakin bahwa ekstrak biji keben bisa mengobati gangguan mata dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Dari sinilah Heinrich mulai tertarik untuk mencoba memanfaatkan buah keben untuk pengobatan mata.

Sebelumnya memang belum pernah ditemukan pengobatan tradisional yang menggunakan biji buah keben dari spesies Barringtonia asiatica untuk mengobati penyakit mata. Namun spesies lain dari genus Barringtonia, yakni putat hutan (B. macrostachya Kurz.) bagian akarnya dan butun darat (B. racemosa L. Bl. Ex. DC) bagian bijinya telah digunakan di Kalimantan dan Jawa untuk mengatasi gangguan mata. Sayangnya, tidak diketahui dengan jelas jenis-jenis penyakitnya.

Sampai akhirnya, pada Desember 2002 Heinrich menemukan komposisi obat tetes mata dari biji keben. Obat tetes ini dibuat dari biji keben yang berspesies 6. asiatica dan fi. exce/sa tanpa campuran bahan lain. Buah keben tersebut diperoleh dari pohon yang tumbuh di tepi pantai Desa Nafri, Distrik Abepura, Kotamadya Jayapura, Provinsi Papua.

Bahan baku biji keben dapat pula diperoleh dari pantai Base G, Distrik Jayapura Utara dan pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan. Buah dipilih yang sudah matang, dicirikan dengan adanya semburat cokelat pada kulitnya. Dalam memproduksi obat tetes ini, Heinrich tidak pernah mengambili langsung dari pohonnya, melainkan hanya mengambili buah yang sudah jatuh dengan sendirinya.


Awalnya ia mencobakan obat tetes yang dibuatnya, pada matanya sendiri yang menderita hipermetropia (plus) 4. Setelah ditetesi sebanyak 20 kali, masing-masing mata 2 tetes (1 tetes = 0,06 ml.) setiap dua hari sekali, ia merasakan ada perbaikan. Saat itu hipermetropia di matanya telah turun menjadi plus 2. Hasil uji coba ini semakin membuatnya yakin bahwa obat ini tidak menimbulkan efek samping atau membahayakan kesehatan orang lain. Hanya saja setelah ditetesi, mata akan terasa pedih sekitar 15 – 30 menit.


Dengan keyakinan ini, ia memberanikan diri untuk mengujikan obat tetes mata buatannya pada penderita gangguan mata di Jayapura, kota tempat tinggalnya. Hasil uji coba ini membuktikan bahwa obat tetes mata keben mampu menyembuhkan penyakit katarak, pterigium, glaukoma baru, miopia, dan hipermetropia.

Sampai saat ini tidak ada pasien yang mengeluh atau keberatan dengan obat tetes mata keben. Mereka justru memberikan dorongan dan semangat supaya obat ini dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas. Heinrich juga mendapat perhatian dan dukungan dari kalangan medis seperti, dr. John Manangsang, dr. Barus Siahaan, dan dr. Lewerissaa (ahli mata di RS Dok 2, Jayapura).

Senyawa apa saja yang terkandung dalam buah keben ?

Hingga saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kandungan senyawa aktif dalam tanaman keben, Greshoff, peneliti dari Belanda menemukan zat-zat seperti saponin beracun di dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu kedokteran. Dari penelitian-penelitian lain diketahui bahwa selain saponin, buah dan biji keben juga mengandung asam galat; asam hidrosianat yang terdiri dari monosakarida; serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam 19-epibartogenat, dan asam anhidro-bartogenat.

Senyawa aktif dalam biji buah ini, yang diduga kuat memiliki efek penyembuhan dalam pengobatan mata adalah dari golongan saponin. Beberapa jenis saponin telah berhasil diidentifikasi. saponin yang berasal dari buah keben merupakan saponin jenis baru. Dengan kandungan senyawa tersebut buah keben telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti anti bakteri, anti jamur, analgesik, dan anti tumor

Untuk melakukan studi ilmiah tentang kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam buah keben beserta khasiatnya ini, Heinrich Melcher bekerja sama dengan Dr.Ir. M. Ahkam Subroto seorang peneliti dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).


Proses Pengolahan
Saat ini proses pengolahan biji buah keben telah diperbaharui dengan menggunakan metode Deep Freezing System yang merupakan teknologi dari Jerman sehingga menghasilkan Tetes Mata Herbal dari buah keben yang pertama dan satu-satunya di dunia. Teknologi tersebut memungkinkan Tetes Mata Herbal Radix Vitae tidak terlalu terasa pedih di mata bila dibandingkan saat masih dalam awal produksinya dahulu. Penetesan obat mata dapat dilakukan setiap hari. Setelah penetesan, mata cukup dipejamkan selama tiga menit.


Jaminan Keamanan
Proses pembuatan dan penggunaan obat tetes mata Radix telah diuji Pusat Studi Biofarmaka IPB Bogor nomor sertifikat: 054/13.11.8/LUB-CT/XII/2008, dan telah dinyatakan aman untuk dipakai oleh manusia. Produk ini juga telah didaftarkan hak paten ke Dirjen hak kekayaan intelektual (HKI) dan Dephumham RI Nomor.P00200600074.

Dengan demikian para calon konsumen tidak perlu ragu atau was-was dalam menggunakan obat tetes mata ini. Sampai saat ini telah lebih dari 100.000 orang yang menggunakan obat tetes mata ini. Segera ambil keputusan. Jangan sampai terlambat.

Rabu, 27 Mei 2009

BERKAT RADIX VITAE, LUBANG KUNCI JADI TERANG

Hari ini aku bahagia sekali, seorang Ibu pengguna obat tetes mata dari Semarang yang beli melalui blogku ini memberi kabar gembira melalui salah satu putranya yang bekerja di MATAHARI JAVA MALL SEMARANG. Ada kemajuan yang cukup bagus pada mata beliau setelah seminggu menggunakan obat tetes mata radix vitae. Penglihatan yang tadinya sangat terbatas selebar lubang kunci dan di sisi luarnya hitam sekarang telah berubah di sisi luarnya sudah menjadi putih (semakin terang).

Pada awalnya saya sendiri agak ragu pada kasus glaukoma yang dialami Ibu ini, tapi karena beliau yakin akan membeli dan menggunakan obat tetes mata ini dan dengan cepat mentransfer uangnya, akhirnya saya kirimkan tetes matanya. Namun saya tidak memberi janji muluk-muluk karena kasusnya sudah tidak bisa lagi disebut stadium awal.

Akan tetapi, mendengar kemajuan itu dan kebahagiaan keluarga Beliau, saya bersyukur kepada Allah. Mungkin obat tetes mata ini memang jalan kesembuhan baginya. Semoga tambah hari tambah bagus perkembangannya.

Kamis, 21 Mei 2009

GLAUKOMA? JANGAN BURU-BURU OPERASI!

Kalau saya baca-baca di internet banyak sekali orang yang mengeluhkan penyakit glaukoma. Entah itu yang dialami oleh diri sendiri, anggota keluarga, saudara atau teman mereka. Andai saja aku bisa memberi tahu mereka semua bahwa galukoma bisa diatasi dengan radix vitae! Tentu mereka akan senang karena tidak harus menjalani pengobatan seumur hidup. Tidak harus operasi.

Sedih rasanya ada orang yang konsultasi secara online ke dokter, bahwa dia sudah operasi, tetapi belum berhasil dan harus operasi lagi. Andai aku bisa beritahu dia. Seharusnya jangan buru-buru operasi dulu. Harusnya ketemu radix vitae dulu. Biar nggak perlu operasi.

Aku akan sangat bahagia jika ada penderita glaukoma yang bisa sembuh setelah menggunakan radix vitae.

Jangankan orang yang tempat tinggalnya jauh. Orang di sekitarku saja ada yang sudah terlanjur operasi dan aku nggak bisa membantu.

Sekali lagi aku mau bilang kepada siapa pun Anda. Jika ada salah satu anggota keluarga, teman, saudara, kerabat atau siapapun di sekitar Anda menderita glaukoma, jangan buru-buru operasi. Atasi dulu dengan tetes mata herbal radix vitae. Ini bukan semata-mata tak-tik seorang penjual tetapi karena radix vitae benar-benar bisa menyembuhkan glaukoma. Saya adalah bukti. Saya bisa terbebas dari ketergantungan obat kimia dan dari kewajiban menjalani operasi. Demi Allah, yang saya katakan benar adanya.

Kamis, 14 Mei 2009

Hidup Obat Herbal!!

Tetes mata herbal radix vitae adalah sebuah penemuan besar dalam bidang pengobatan mata. Glaukoma, katarak, mata minus, mata plus, silindris, pterigium, dan bahkan migraen dan sinusitis bisa diobati dengan tetes mata ini. Selamat Mencoba!

Rabu, 13 Mei 2009

GLAUKOMA, PENJARAH PENGLIHATAN


APA YANG DISEBUT DENGAN PENYAKIT GLAUKOMA ?

Glaukoma adalah suatu kelainan mata yang berupa rusaknya serabut syaraf optic pada daerah sekitar tempat keluar bola mata. Serabut syaraf ini berfungsi membawa informasi dari lapisan retina yang sensitive terhadap sinar, menuju otak agar dapat diterima sebagai gambar yang dapat kita lihat.

Mata anda membutuhkan sejumlah tekanan tertentu agar dapat berfungsi baik. Pada beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat meninggi sehingga akan menyebabkan kerusakan syaraf optic. Dapat pula terjadi bahwa tekanan bola mata masih normal akan tetapi tetap terjadi kerusakan syaraf optic yang disebbakan karena syaraf optiknya sendiri yang sudah lemah. (tekanan bola mata tidaklah sama dengan tekanan darah )

FAKTOR APA SAJA YANG MENGONTROL TEKANAN BOLA MATA ?

Satu lapisan sel dibelakang iris bertugas memproduksi cairan yang disebut HUMOUR AQUOS. Cairan ini akan mengalir menuju lubang pupil dan akan meninggalkan bola mata melalui saluran kecil menuju pembuluh darah. Normalnya antara produksi HUMOUR AQUOS dan aliran keluarnya adalah seimbang. Jika aliran keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan, maka tekanan bola mata akan meninggi (cairan aquos bukanlah air mata).

MENGAPA TEKANAN BOLA MATA YANG TINGGI BERBAHAYA ?

Apabila saraf optic mendapat tekanan yang berlebihan, maka akan menjadi kerusakan di sana. Besarnya kerusakan tergantung pada besarnya dan lamanya tekanan, maupun buruknya aliran darah di saraf optic. Tekanan yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan yang cepat, sedangkan tekanan yang tidak tinggi akan menyebabkan kerusakan yang perlahan-lahan dan akan menyebabkan kebutaan perlahan-lahan pula apabila tidak segera ditangani.

ADA BERAPA JENIS GLAUKOMA ?

Ada 4 jenis,

1. Glaukoma Kronis (kronis=lambat), mula-mula cairan aquos dapat berjalan lancar akan tetapi semakin lama aliran akan melambat karena ada hambatan. Tekanan bola mata akan meninggi perlahan-lahan sehingga tak ada gejala nyeri sama sekali akan tetapi lapang pandang mata akan menyempit perlahan-lahan.

2. Glaukoma akut (akut=tiba-tiba). Hal ini terjadi cairan akibat adanya hambatan mendadak dan aliran aquos di sudut bilik mata depan. Serangan ini akan menimbulkan rasa nyeri dan dapat membuat kerusakan permanen pada penglihatan apabila tidak diobati.

3. Glaukoma sekunder. Tekanan bola mata yang meninggi akibat penyakit mata lainnya.

4. Glaukoma Kongenital. Merupaakn penyakit yang jarang terjadi, terutama pada anak-anak akibat gangguan perkembangan pada matanya.

ADAKAH FAKTOR RESIKO TERJADINYA GLAUKOMA KRONIK ?

Ya, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan Glaukoma Kronik.

  • Umur, Resiko akan meningkat pada umur 40 tahun keatas (1%) dan pada 65 tahun keatas 5 %
  • Ras. Resiko sangat tinggi pada ras Afrika
  • Riwayat keluarga. Apabila dalam keluarga ada yang terkena Glaukoma Kronik, maka sebaiknya anda memeriksakan mata secara rutin apabila umur lebih dari 40 tahun. Disarankan agar anggota keluarga yang lain juga memeriksakan diri.
  • Miopia. Penderita rabun jauh terutama dengan minus besar mempunyai kecenderungan terjadinya Glaukoma Kronik.
  • Diabetes dipercaya meningkatkan terjadinya resiko penyakit ini.

BAGAIMANA GLAUKOMA KRONIK DAPAT MENYEBABKAN KEBUTAAN ?

Bahaya glaukoma jenis ini adalah bahwa pasien merasa normal, tidak ada nyeri dan penglihatan dirasakan normal, padahal sudah mulai terjadi kerusakan penglihatan. Terkadang hanya mengeluh penglihatan satu mata agak meurun dibandingkan mata sebelahnya.

Tanda awal hilangnya lapang pandang biasanya terlihat berupa adanya area lengkungan yang tidak terlihat (gelap) sedikit di atas atau di bawah penglihatan sentral. Daerah gelap ini akan meluas apabila tidak diobati atau ditangani sehingga daerah yang sempit seperti kita melihat pada lubang kunci (tunnel vision).


BAGAIMANA CARA MENGETAHUI GLAUKOMA KRONIK ?

Sebagaimana diketahui bahwa glaukoma kronik lebih sering terjadi pada umur 40 tahun keatas, maka sebaiknya memeriksakan diri setiap 2 tahun dan melakukan 3 tes :

1. Mengukur tekanan bola mata

2. Memeriksakan keadaan saraf optic

3. Melakukan pemeriksaan lapang pandang (Tes Perimetri)

BAGAIMANA CARA MENGOBATI GLAUKOMA KRONIK ?

Tujuan utama pengobatan glaukoma kronik adalah dengan cara menurunkan tekanan bola mata menggunakan obat-obatan terutama obat tetes. Apabila pengobatan tidak berhasil maka dapat beralih ke pengobatan dengan sinar laser atau operasi yang disebut TRABEKULEKTOMI.

APAKAH GLAUKOMA KRONIK DAPAT DISEMBUHKAN ?

Walaupun kerusakan yang sudah terjadi tidak dapat diperbaiki lagi, tetapi dengan diagnosa dini dan pemeriksaan serta pengobatan yang teratur maka kerusakan dapat dihambat seminimal mungkin.

APAKAH ITU GLAUKOMA AKUT ?

Pada Glaukoma akut terjadi peninggian tekanan bola mata secara mendadak karena adanya hambatan aliran AKUOS.

BAGAIMANA GEJALA GLAUKOMA AKUT ?

Mata mendadak terasa nyeri, merah, penglihatan terganggu bahkan sampai tidak dapat melihat. Terkadang disertai mual, muntah, dan dapat pula melihat gambaran pelangi sewaktu melihat bola lampu.

DAPATKAH GLAUKOMA AKUT DISEMBUHKAN ?

Apabila cepat didiagnosa dan cepat ditangani dengan tepat kemungkinan penglihatan dapat kembali membaik. Menunda-nunda pengobatan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang permanent. (Sumber: www.bandung-eye-center.com)

KABAR GEMBIRA: Glaukoma dapat Disembuhkan dengan Tetes Mata Herbal Radix Vitae

Ada berita yang menggembirakan, karena kini glaukoma dapat disembuhkan dengan obat tetes mata herbal radix vitae. Penggunaan tetes mata radix vitae ini relatif murah bila dibandingkan dengan operasi mata atau pengobatan kimia seumur hidup.

Melalui blog ini saya ingin para penderita glaukoma bisa menemukan dan memakai tetes mata herbal radix vitae ini dan terbebas dari derita berkepanjangan penyakit tersebut.

Saya sendiri adalah penderita glaukoma yang telah membuktikan kehebatan tetes mata radix vitae tersebut. Kalau sekarang saya ikut menawarkan obat tetes mata radix vitae ini, hal ini semata-mata karena saya telah menjadi bukti kesembuhan dan yakin dengan khasiat obat tetes mata radix vitae ini. Saya ingin semakin banyak penderita glaukoma yang bisa tersembuhkan.

Untuk informasi dan pemesanan tetes mata radix vitae silakan telepon atau SMS ke 081913215160