Kamis, 09 Juli 2009

KATARAK, LEMAK MATA, PTERIGIUM HILANG BERKAT RADIX VITAE

Musim liburan sekolah ini aku bersama suami dan kedua anakku pulang kampung ke Klaten. Semuanya terasa fresh, lepas dari kesibukan keseharian yang melelahkan. Anak-anak bersama Bapaknya main ke sawah, menyusuri pematang sawah, melihat bebek yang di gembalakan di pagi hari, sambil makan jajanan pasar yang setiap pagi lewat di depan rumah. Semuanya seru.

Anak pertamaku, Farrel, belajar naik sepeda di pinggir jalan desa. Pertama sulit sekali, tapi akhirnya bisa juga meskipun masih sleat-sleot ke kiri dan ke kanan mau njebur ke sawah. Bapaknya anak-anak yang terlihat sampai ngos-ngosan kalo tiap pagi ngajari naik sepeda.

Selain pengalaman liburan yang seru itu, ada hal lain terkait radix vitae yang membuat aku semakin yakin dengan khasiat obat tetes mata herbal ini. Tetanggaku, Bulik Sri (orang di Kampung biasanya memanggil Lik Sri Walik), yang selama ini memakai obat tetes mata radix vitae sudah merasakan khasiatnya.

Beliau selama ini menderita katarak, lemak mata, dan daging tumbuh. Saat pertama kali periksa ke dokter (Dokter Poppy) di RS Tegalyoso Klaten (sekarang nama rumah sakitnya udah ganti, tapi aku lupa, orang Klaten masih sering nyebut RS Galyoso), Lik Sri disuruh operasi. Tapi sebelumnya harus dikasih obat dulu untuk mematangkan kataraknya.

Lik Sri nggak percaya. Dia periksa lagi ke dokter lain (Dokter Naryo). Dokter Naryo juga menyarankan untuk operasi. Padahal biayanya nggak murah. Minimal 3,5 juta. Bahkan bisa sampai 5 juta. Lik Sri periksa lagi ke dokter lain di Solo, anjurannya sama juga disuruh operasi.

Akhirnya Lik Sri menggunakan tetes mata radix vitae. Kotoran di matanya sedikit-demi sedikit bisa digerus oleh kinerja radix vitae dan sekarang katarak, lemak mata, dan daging tumbuh di matanya telah hilang. Selama tiga tahun pengobatan ini, Lik Sri menghabiskan lima botol tetes mata radix vitae atau 2 juta. Dari segi jumlah uang yang dikeluarkan, lebih sedikit dibandingkan dengan operasi dan yang jelas jumlah uang tersebut tidak harus dikeluarkan sekaligus seperti kalau Lik Sri harus menjalani operasi.

Sebuah alternatif pemecahan masalah yang cukup bagus bagi penderita sakit mata yang tidak mampu menjalani operasi. Saya semakin yakin dengan khasiat obat radix vitae ini dan saya semakin yakin pula menyebarluaskan kabar gembira ini kepada para penderita katarak, glaukoma, pterigium (daging tumbuh), silindris, mata minus, dan mata plus.

Semoga semakin banyak orang yang mendengar tentang khasiat obat ini dan semakin banyak penderita berbagai penyakit mata yang bisa tersembuhkan. Amin.