Jumat, 12 Februari 2010

BATAL OPERASI SETELAH PAKAI RADIX VITAE

Menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan tetap berikhtiar adalah kata kunci agar kita bisa keluar dari setiap permasalahan. Mungkin itu pulalah yang telah membuat keberhasilan para penderita glaukoma yang saya bantu dalam minggu-minggu ini.

Pertama, Ibu Ida di Surabaya. Sebelum memakai radix, kepalanya sangat sakit, bahkan karena jengkelnya dia bilang sering membentur-benturkan kepalanya di tembok. Saat periksa di Rumah Sakit Undaan, diketahui bahwa dia menderita glaukoma dan TIO-nya 36. Bu Ida cari obat alternatif dan ketemulah blog ini. Beliau kemudian memutuskan untuk pakai radix dan alhamdulillah seminggu kemudian saat periksa ke dokter TIO-nya sudah turun jadi 32.

Kedua, Mr. X di Surabaya (mohon maaf saya tidak tahu namanya, karena yang beli ke saya Pak Dhe-nya [Bp Waskito Utomo- berdinas di Kantor Imigrasi Tandes Surabaya]). Keponakan Pak Waskito ini juga menderita glaukoma, bahkan lebih berat karena disertai diabetes.

Kamis, 11 Februari kemarin keponakan Pak Waskito rencananya akan operasi mata, tetapi batal operasi karena kondisi matanya sudah membaik. Padahal, Pak Was baru beli hari Sabtu tanggal 6 Februari dan pembatalan operasi oleh dokter tanggal 8 Februari 2010. Berarti baru pakai 2 malam.

Saya mendengar kabar pembatalan operasi ini dari Bp Haji Muh. Arbain, teman Pak Waskito di Sumenep Madura. Bapak H. Muh Arbain rupanya juga penderita glaukoma dan sudah menjalani operasi mata sebanyak tiga kali. Namun sayang hasilnya belum maksimal.

Ketiga, Ibu Murni di Blora. Tanggal 1 Februari 2010 yang lalu Bu Murni periksa mata di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya. Glaukoma juga. Tekanan bola matanya 85,5. Sangat tinggi. Dokter menyarankan seminggu harus periksa lagi dan kalau tidak turun TIO-nya berarti harus operasi. Ibu Murni kemudian pakai radix vitae. Tanggal 8 Februari Ibu Murni harusnya kontrol, tapi saya tidak menganjurkan karena baru pakai radix 2 hari. Tentu radix belum terlalu ngefek. Kalau belum turun pasti disuruh operasi.

Akhirnya Bu Murni periksa lagi Sabtu, tanggal 13 Februari 2010 (saat saya tulis postingan ini). Dan apa yang terjadi? Begitu keluar dari ruang periksa dokter, beliau langsung telpon saya. Beliau bilang, "Dokter kaget Bu Tia!!!" Kaget kenapa? apa yang terjadi dengan Bu Murni? Beliau mengatakan bahwa tekanan bola matanya bisa turun 20 (kurang dari dua minggu), dan sekarang menjadi tekanannya menjadi 65. Dokter tanya dikasih apa Bu? Soalnya tidak pernah ada kasus penurunan begini. Bu Murni nggak bilang kalau pakai radix, takut dimarahi dokter.

Karena kondisi mata sudah membaik (ada penurunan TIO), dokter tidak menganjurkan operasi. Obat-obatan minum yang seminggu yang lalu diresepkan pun sekarang tidak lagi. Hanya tinggal dikasih tetes mata. Sukses Ibu Murni!!!! Semoga lekas sembuh. Semoga pengalaman ibu ini bisa menginspirasi para penderita penyakit mata yang lain agar jangan ragu memakai radix vitae.

Sekali lagi saya tegaskan, kalau saya berbagi testimoni ini bukan hanya karena saya jualan tetes mata radix vitae, melainkan karena dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin membantu para penderita penyakit mata menemukan obat yang tepat dan mujarab. Kebetulan saya sendiri telah tertolong berkat radix vitae ini.